Teh
Pahit di Musim Hujan
Mendung
menemani langkah ini
Menjadi
pelindung diantara waktu dan mimpi
Memanjakan
hati
Penuh
dengan rasa iri
Pada
sesuatu yang tak kumengerti
Ingin
aku lebih menikmati
Hati
kosong
Hilang
tersapu oleh gerimis yang datang
Mencintai
seseorang yang takkan menjadi milikku
Hanya
secangkir teh hangat
Yang
mengerti sejakala yang kurasakan
Berteman
dengan raungan hujan aku bersenandung
Membiarkan
dunia dengan kegilaannya
Dan
merebahkan hati yang diam
Dibawah
hujan aku bersenandung ria
Bernyanyi
tralala- tralili seakan kasediahn
Adalah
seonggok kulit yang terkelupas
Namun
perihnya tetap menari dihati
Ditemani
secangkir teh dan hujan yang semakin menjadi
Aku
bermanja dengan waktu
Meneguk
kepahitan di ujung lidah mimpi indah
Dan
berharap lagi matahari tak lagi mengutuki
Hati
yang kosong penuh dengan madu kerinduan
Kerinduan
pada hari
Hari
dimana hanya ada kata cinta
Menaungi
kehidupan yang masih
Berdetak
ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar